Rachmad Riyadi demikian nama yang disematkan oleh orang tuanya pada bapak dua anak ini, beristri satu dulu saja, gadis yang berasal dari desa Ngguyangan sebelah barat dari desa Genengmulyo asal desanya, pendidikan terakhir yang ditempuh adalah SMA SETARA karena ditempuh lewat jalur paket C dan telah lulus pada akhir tahun ini 2012, Pak Didik itu panggilan akrabnya awal pertama melamar sebagai tenaga wiyata bhakti penjaga perpustakaan, namun saat itu perpusnya belum dibangun akhirnya ia memutuskan untuk berwiyata ria sebagai tukang kebun.
"nggak apa-apalah, yang penting pengabdian kepada masyarakat desa, bangsa dan negara", katanya ketika ditanya. "lagian rumah saya kan dekat dengan SD ini, jadi ya...di sambi sambi saja". terus gimana cita-citanya sebagai penjaga perpus pak? ya...sekarang kan nggak boleh lulusan dari SMA, harus sarjana perpus, ya sudah harus realistis dong, artinya gagalah cinta cinta itu, biarlah jadi tukang perkebunan nggak masalah yang penting semoga cepat diangkat sebagai pegawai ASN itu sudah cukup bagi saya.
Putra pertama dari pasangan Maspuah dan Wagiman ini dalam kesehariannya cukup sibuk selain berprofesi sebagai seorang wiyata, "saya harus ider uyah mas...harus jual garam eceran dari desa ke desa dari pintu ke pintu, ya...demi mencukupi kebutuhan keluarga." kalau ngandalkan honor dari sekolah....wah gak cucuk mas, ngglempang kendile"
Pak Didk kan kerja di sekolah gimana cara mengatur waktunya, " saya pagi-pagi sudah bersih-bersih ya..sekitar pukul setengah enam, semua sudah saya beresin, dari buka pintu ngepel kantor, nyapu halaman dan semua minuman guru sudah saya siapkan di meja masing-masing. itu dia keteragan Pak Didik ketika di wawancarai oleh reporter dari SD.
Itu dia tentang Pak Didik, walaupun semula orang tuanya memprediksi bahwa besok kalau sudah gede anak ini pasti jadi tentara jadi kebanggaan keluarga namun nyatanya lain, kenyataan menghendaki lain, dia harus menerima takdir sebagai seorang yang biasa-biasa saja.
Bagi yang pingin kontak sama Pak Didik boleh lewat phone yang tertera dibawah halaman ini. so pasti akan di terima dengan bangga hati, jika pingin BBM an juga boleh, pokoknya beliau ini tidak gagap teknologi semua jejaring sosial bisa dikuasai, word, exel, edit foto, dan sistim perkomputeran adalah hal sepele baginya. Selamat berjuang Pak Didik...
"nggak apa-apalah, yang penting pengabdian kepada masyarakat desa, bangsa dan negara", katanya ketika ditanya. "lagian rumah saya kan dekat dengan SD ini, jadi ya...di sambi sambi saja". terus gimana cita-citanya sebagai penjaga perpus pak? ya...sekarang kan nggak boleh lulusan dari SMA, harus sarjana perpus, ya sudah harus realistis dong, artinya gagalah cinta cinta itu, biarlah jadi tukang perkebunan nggak masalah yang penting semoga cepat diangkat sebagai pegawai ASN itu sudah cukup bagi saya.
Putra pertama dari pasangan Maspuah dan Wagiman ini dalam kesehariannya cukup sibuk selain berprofesi sebagai seorang wiyata, "saya harus ider uyah mas...harus jual garam eceran dari desa ke desa dari pintu ke pintu, ya...demi mencukupi kebutuhan keluarga." kalau ngandalkan honor dari sekolah....wah gak cucuk mas, ngglempang kendile"
Pak Didk kan kerja di sekolah gimana cara mengatur waktunya, " saya pagi-pagi sudah bersih-bersih ya..sekitar pukul setengah enam, semua sudah saya beresin, dari buka pintu ngepel kantor, nyapu halaman dan semua minuman guru sudah saya siapkan di meja masing-masing. itu dia keteragan Pak Didik ketika di wawancarai oleh reporter dari SD.
Itu dia tentang Pak Didik, walaupun semula orang tuanya memprediksi bahwa besok kalau sudah gede anak ini pasti jadi tentara jadi kebanggaan keluarga namun nyatanya lain, kenyataan menghendaki lain, dia harus menerima takdir sebagai seorang yang biasa-biasa saja.
Bagi yang pingin kontak sama Pak Didik boleh lewat phone yang tertera dibawah halaman ini. so pasti akan di terima dengan bangga hati, jika pingin BBM an juga boleh, pokoknya beliau ini tidak gagap teknologi semua jejaring sosial bisa dikuasai, word, exel, edit foto, dan sistim perkomputeran adalah hal sepele baginya. Selamat berjuang Pak Didik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar